17.4.11

Rokok (dan Etikanya)

Hidup bersama dua pria yang merokok tidak lantas membuat gue kebal dengan asap rokok, malah sebaliknya. Ya, dua pria yang gue maksud adalah, ayah dan kakek gue (yang umurnya bahkan sudah menginjak 96 tahun). Kalau di rumah, gue harus bisa tahan dengan asap dari rokok ayah gue, sedangkan di Bandung, gue (lagi-lagi) harus tahan dengan asap dari rokok kakek. Awalnya mungkin biasa, tapi lama-kelamaan hidung dan dada gue semakin ga tahan dengan baunya. Itulah kenapa, akhir-akhir ini gue sangat menghindari asap rokok, karena gue tau perokok pasif bisa lebih menderita daripada si perokok aktif.

Kakek gue yang berumur 96 tahun. See? He's a smoker.
Jadi perokok aktif yang sudah kecanduan dengan rokok memang agaknya sulit dihentikan (paling ga itu yang gue denger dari beberapa saudara dan teman). Tapi, kecanduan tadi ga berarti perokok aktif bisa merokok di sembarang tempat kan? Nah, inilah yang sebenernya ingin gue tekankan. Terserah kalian ingin merokok atau tidak, yang penting saat kalian ngerokok coba deh kenali etikanya, Ada lima poin yang ingin gue jelaskan, mungkin sifatnya subjektif, tapi gue orang-orang yang ga merokok cukup setuju dengan poin ini :

1. Dilarang (keras) merokok di angkot! Ini adalah salah satu aksi merokok yang paling bikin gue kesal. Gimana enggak? Angkutan umumnya sendiri sudah kurang baik kondisinya, lalu ditambah dengan supir maupun penumpangnya yang  merokok. Ga kebayangkan? Selama perjalanan padahal  penumpang hanya mengandalkan angin sepoi-sepoi, boro-boro dapat angin, malah yang ada asap sepoi-sepoi.

2. Pagi dan hujan, jauhkan kegiatan merokok Anda dari waktu-waktu ini. Mungkin sulit untuk ga merokok pagi-pagi, ayah dan kakek gue juga tidak bisa menghilangkan rutinitas merokoknya di pagi hari. Tapi coba deh, ketika pagi-pagi orang lain ingin merasakan sejuknya udara pagi yang masih asri, tiba-tiba harus ada asap rokok yang melintas. Gue pribadi jadi kecewa. Jujur saja, ini sebenernya adalah komplain gue ketika ada kuliah pagi di Dago Pojok, lalu di tengah-tengah mendaki jalanan kampus, ada asap rokok yang seliweran. Sedih rasanya, padahal udara Dago Pojok kalo pagi-pagi asik sekali untuk dihirup karena lebih dingin daripada tempat di mana gue dan kakek gue tinggal.
Dan jangan merokok di saat hujan! Lagi-lagi kaitannya dengan udara. Ayolah, ini momen di mana kita bisa mencium wangi tanah yang basah karena rintikan hujan, momen di mana bisa merasakan udara yang sejuk, masa mau diganggu juga dengan asap rokok?

3. Carilah tempat yang tepat untuk merokok, lihat ke mana arah angin yang akan membawa asap rokok kalian. Gue tau ini sulit, ketika ngerokok pasti jarang sekali untuk mikirin hal-hal kecil seperti ini. Tapi coba deh sekali-kali, ga ada salahnya kok dan pastinya akan sangat gue hargai jika kalian ingin merokok.

4. Buanglah puntung rokok kalian di tempat yang tepat dan pastikan rokok kalian benar-benar dalam kondisi mati! Sekali lagi, mati! Beberapa waktu yang lalu, gue pernah menemukan puntung rokok yang masih menyala di tengah jalan, rasanya geregetan, ga ngerti lagi kalo ga segera dimatikan, puntung rokok yang masih nyala tadi bisa berdampak apa ke lingkungan.

5. Dari keempat poin tadi, tentu  gue akan lebih senang kalo perokok aktif bisa berhenti merokok, termasuk dua orang pria yang paling gue sayangi tadi. Rasanya ga perlu  lagi panjang lebar menjelaskan dampak negatifnya biar kalian bisa berhenti, gue yakin kalian tahu, hanya saja kalian acuh.

 Sekian postingan kali ini, semoga bermanfaat, walaupun sedikit berbau curhat dan  semoga bikin perokok aktif cukup sadar dengan kegiatan merokoknya. Sayangi tubuh kalian. Jauhi rokok. 

Fanny :D

No comments:

Post a Comment