Picture taken from here |
Setiap
pergi ke resepsi pernikahan, yang kepikiran adalah pengen jadi wedding
organizer. Siapa coba
yang gak suka ke resepsi pernikahan temen atau keluarganya? Bisa liat gimana
bahagianya temen/keluarga yang nikah, belum lagi ketemu temen-temen atau
saudara jauh yang biasanya cuma dilihat setahun sekali pas hari raya doang, foto-foto
sama tamu undangan yang lain, sampai bisa icip-icip makanan yang enak-enak.
Nyatanya
setiap kali gue datang ke resepsi pernikahan, baik keluarga maupun yang
lainnya, gue hampir gak bisa merasakan itu. Ritual resepsi pernikahan yang ada
biasanya sebagai berikut, sedikit upacara adat, upacara adat selesai, antrian
orang yang super panjang untuk salaman, selesai salaman lalu semua orang
makan-makan kayak orang kelaperan gak makan sebulan, lalu pulang, kenyang, dan
dapat souvenir yang nantinya dipajang atau malah cuma disimpen di tempat yang
gak keliatan. Lah, terus kayaknya kok gak dapet apa-apa dari resepsi tadi?
"Wedding party supposed to be a celebration for the bride and groom where they should be a center of it. It should be intimate between the guests and the newly wed," ini kata gue.
Jumlah
tamu undangan yang berjibun jadi salah satu faktornya. Biasanya nih, apalagi
kalau yang nikah orang penting, semua diundang, mulai dari kolega bapak, ibu,
kakaknya, sampai orang-orang yang mungkin Cuma pernah diajak bermitra satu dua
kali doang. Penting sih, apalagi semua orangtua pasti mau berbagi kebahagian
anaknya yang nikah ini ke orang lain. Dan ya penting banget buat yang namanya
menjalin tali silaturahmi. Tapi, itu resikonya, gak ada rasa yang spesial
buat si pasangan. As a solution (probably), lebih baik dibuat dua kali resepsi
kali ya. Yang satu untuk umum dan yang satu untuk private.
Untuk
yang private ini bener-bener cuma untuk keluarga dan temen deket, jadi jumlah
tamu undangannya terbatas. Pasangan pengantinnya gak perlu berdiri berjam-jam cuma
untuk salaman (yang mungkin kadang sambil mikir, 'eh ini temennya siapa ya?').
Tapi sebaliknya, mereka bisa jalan-jalan ke meja satu dan lain, cerita hal-hal
lucu sebelum nikah. Mereka juga bisa sambil makan sama keluarga atau
temen-temennya. Lebih enak kan? Dan untuk konsep pernikahannya, pakai adat pun tetep cool kok, bagus banget malahan kalau masih pakai adat daerahnya.
At last, namanya
juga selera orang beda-beda, but at least you choose!
Anyway,
I still can’t believe that I wrote this wedding thing for my blog!
No comments:
Post a Comment