7.11.10

Terdesak yang tidak mendesak

Bikin bingung ya judulnya? Postingan kali ini gue akan membahas soal penggunaan gadget sejuta umat yang kabarnya di Indonesia sendiri penggunanya adalah salah satu yang terbanyak. Inilah gadget favorit masyarakat urban saat ini, Blackberry ! Gue bukan pengguna gadget ini, gue masih menggunakan handphone biasa yang dulu sangat digemari anak-anak seusia gue (tentu sebelum munculnya BB) ini. Ya, gue (cukup) menggunakan Nokia E63 saja.

Seiring berjalannya waktu, teknologi, dan hal-hal lainnya yang sepertinya mewajibkan kita untuk cepat menerima informasi, penggunaan BB gue rasakan semakin penting. Apalagi setelah berbincang dengan seorang teman yang seolah menyadarkan gue, "Pake BB-lah!" hanya karena hal-hal yang gue bahas adalah bahasan basi yang sudah pernah dibicarakan di grup BBM teman-teman kampus gue. Sounds really lame eh?

Ga munafik, setelah perbincangan itu gue jadi melihat bagaimana peran BB cukup penting untuk mengupdate informasi. Atau cukup penting untuk tahu soal topik yang lagi sering dibicarakan di sana. Sayangnya, gue juga menampik kemunafikkan ini dengan beberapa pertanyaan yang muncul di benak gue, seperti :
Apa gue benar-benar butuh? Apa handphone ini tidak cukup? Apa gue hanya terdesak lingkungan?
Lagi-lagi gue ga munafik, gue akan bilang gue butuh. Tapi, bukankah handphone ini cukup? Ia bisa melakukan hal yang sama juga meskipun tanpa BBM. Dan gue punya akun Twitter, yang saat ini bisa memfasilitasi kebutuhan informasi gue dengan baik. Mungkin, saat ini gue hanya terdesak lingkungan. Terdesak oleh dorongan orang-orang sekitar yang mengharuskan gue untuk bergadget sama.

Dari pergelutan di atas, gue sampai pada satu kesimpulan. Bahwa gue butuh gadget ini, tapi ada baiknya gue pakai apa yang ada. Tak perlu terburu-buru ganti, toh suatu saat pasti ganti. Sekarang, cukup gunakan apa yang ada, dan biarkan diri gue untuk bisa melek dulu dengan penggunaannya (BB). Ga mau kan, jika saatnya harus ganti, tapi ga bisa digunakan dengan bijak?

Fanny :)

4 comments:

  1. kewl ! lagipula ngapain juga ikut2an tren pake BB, yakin deh semua orang cepat bosan pake BB.. :D

    ReplyDelete
  2. asik dah, i almost agree Fan, dulu juga gue gitu kok.. apa sih bebe bebean.. disini gue mencoba bicara sbg user bb tapi memandang dari berbagai kacamata ya..

    pertama, banyak emang yang gue sendiri tanya 'lo kenapa sih pake bb?' bahkan mereka ga ngerti banget seluk beluk dan fungsi2 bb itu sendiri.. well, let's call this one 'LATAH USER' Bahkan mereka ga ngerti apa itu fitur push e-mail support :P

    kedua, buat yang gapunya internet di kosan, berguna aja.. soalnya nih gadget simpel dan mobile, itu jadi satu kelebihannya daripada lo bawa2 laptop dan modem terintegrasi kemana2

    ketiga, setiap hal punya kelebihan dan keuntungan.. kelenihan lain dari nih gadget satu, kita cukup bayar tarif sekian rupiah untuk internetan unlimited.. fitur ini worth it karena lo bener2 kayak bawa komputer berjalan. lo bisa downoad lagu tanpa takut keabisan pulsa, download attachment dari fitur push e-mail, dll.. yah balik lagi sih apa tujuanlo pake nih gadget.. kalo lo cuma pengikut tren high end gadget, sampe kapanpun juga gapernah abis.. sebulan aja bisa keluar belasan high end gadget..

    kesimpulannya, kalo gadgetlo skr ini udah mumpuni semua kebutuhan lo, kenapa harus ganti? tapi kalo lo mang PERLU berbagai fitur diatas dan mobilitas lo tinggi, why not? :P

    ReplyDelete
  3. Super setuju sama komentar lo ndra ! Mantap ! Jadi untuk sekarang ini, gue merasa cukup pake handphone Nokia, karena gue memang belum paham banget soal penggunaan BB.

    ReplyDelete
  4. post lo gue banget deh fan. I'm still Nokia user too now dan gue sering berfikir, apa sebutuh itukah gue sama BB?? haha kadang menurut gue bb itu kebutuhan primer tapi setelah gue pikir2 lagi, bb itu kebutuhan sekunder atau tersier mungkin hehe : )

    ReplyDelete