3.5.11

Wanita yang (Hampir) Terlupakan

Bulan April boleh lewat, Hari Kartini apalagi, tapi rasanya ga salah kalau gue mau berbagi cerita soal wanita yang selama ini sangat berarti di kehidupan gue. Kalau kalian kira gue akan cerita soal nyokap gue, berarti kalian salah. Tapi karena gue ga akan cerita soal nyokap, bukan berarti gue melupakannya loh. Gue cuma mau mencoba mengingatkan untuk sedikit melihat sekeliling kalian. Coba deh sekarang pikir, selain ibu kalian, siapa lagi wanita yang sudah berjasa di kehidupan kalian? Coba jangan yang jauh-jauh, lihatlah anggota rumah kalian, selain ibu, nenek, maupun kakak perempuan kalian. Jika kalian cukup peka, pasti kalian tahu siapa wanita yang gue maksud. Ya, dia adalah asisten rumah tangga kalian. Mungkin beberapa asisten rumah tangga kalian ada yang masih baru, tapi tidak untuk gue. Asisten rumah tangga yang sudah gue anggap sebagai saudara sendiri ini punya arti penting bagi gue. Bayangkan, sejak gue berumur tiga tahun, gue sudah diasuh dengan mbak gue (begitu panggilan gue kepada asisten rumah tangga yang satu ini). Perkenalkan dia adalah Mbak Asih.

Seperti kebanyakan rumah lainnya, mencari asisten rumah tangga yang tepat memang butuh waktu yang lama. Orangnya pun silih berganti dengan berbagai alasan. Bersyukurlah setelah beberapa kali gonta-ganti mbak, akhirnya keluarga gue dipertemukan dengan Mbak Asih dan kakaknya Mbak Ul. Sedikit cerita soal mbak gue ini, Mbak Ul kemudian menikah dan Mbak Asih pun lalu ditemani dengan adiknya bernama Mbak Mul. Jadi kalau dihitung-hitung, benar-benar Mbak Asih yang ga berganti sejak 16 tahun yang lalu. Lamanya kehadiran dia di rumah, membuat kami semakin dekat. Sewaktu gue SD misalnya, kalau orangtua gue pulang kantor, maka Mbak Asih lah yang akan membantu gue mengerjakan pr, membantu gue ketika persiapan ulangan, dan sebagainya. Selain itu, dia juga mbak yang paling sabar menangani kemanjaan gue. Ga hanya itu, gue juga bangga rasanya dengan Mbak Asih, selain kejujuran dan ketelatenannya, ia juga sangat kuat agamanya. Ga jarang, Mbak Asih juga yang mengingatkan gue sama kakak gue kalau lagi kesal ataupun ada masalah, buat solat. Ga cuma itu, Mbak Asih dan Mbak Mul sangat terbuka sama yang namanya informasi, ga cuma gosip aja, dua-duanya juga peduli dengan banyak isu, mulai dari olahraga sampai politik.

Gimana dengan kalian? Bagi yang punya mbak yang memang ngasuh kalian sejak kecil seperti gue, pasti kalian juga merasakan hal yang sama. Jika iya, coba deh sekali-kali menyenangkan mereka, mulai dari ajak keluar rumah, seperti mengajak mereka belanja atau menonton di bioskop. Penghargaan kecil berharga loh bagi mereka. Kalau memang sudah sangat dekat, coba juga jadikan mereka sebagai tempat kalian untuk bercerita tentang masalah, mereka juga ahli memberikan solusi kok. Berikan juga perhatian-perhatian kecil di saat ulang tahunnya sampai memberi pelukan hangat ke mereka. Bagaimanapun mereka juga telah membantu banyak bagi keluarga kalian, jadi anggaplah mereka layaknya saudara kalian sendiri.

Rasanya gue ga tahan untuk berlama-lama nulis ini, pipi sudah mulai berat menahan rasa haru. Sebagai penutup, gue ingin mengucapkan terima kasih banyak bagi Mbak Asih dan Mbak Mul tentunya, karena telah mengasuh gue dengan sabar. Oh ya, kedua mbak gue ini belum juga menikah dan gue selalu ga kebayang kalau seandainya mereka menikah, karena gue takut mereka meninggalkan rumah. Love you, Mbak!

(Ade) Fanny :')

1 comment:

  1. haaa jd kangen kerumahnya fanny.. salam ya untuk mbaknya fan.. hehe

    ReplyDelete